Cianjur/Jum'at, 23 Februari 2013
Penjelajahan Situs Megalit 'Gunung Padang' kami lakukan untuk mengungkap jejak peninggalan masa lalu.
Sejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan WarungKondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Penjelajahan Situs Megalit 'Gunung Padang' kami lakukan untuk mengungkap jejak peninggalan masa lalu.
Sejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan WarungKondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya
memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran
batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh
lembah-lembah yang sangat dalam[1]. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat.[2] Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M.[2]
Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan
kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada[3]. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum.
Sejak Maret 2011 Tim peneliti Katastrofi Purba yang dibentuk kantor
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam survei
untuk melihat aktifitas sesar aktif Cimandiri yang melintas dari
Pelabuhan Ratu sampai Padalarang melewati Gunung Padang. Ketika tim
melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang diketahui tidak ada
intrusi magma. Kemudian tim peneliti melakukan survei bawah permukaa
Gunung Padang secara lebih lengkap dengan metodologi geofisika, yakni
geolistrik, georadar, dan geomagnet di kawasan Situs tersebut. Hasilnya,
semakin meyakinkan bahwa Gunung Padang sebuah bukit yang dibuat atau
dibentuk oleh manusia (man-made). Pada November 2011, tim yang dipimpin
oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja, terdiri dari pakar kebumian ini
semakin meyakini bahwa Gunung Padang dibuat oleh manusia masa lampau
yang pernah hidup di wilayah itu.(Eman Juli Eddi & Yosri Sosiantha)
Di Batu Gong
Tumpukan Material Batu berbentuk Pentagon ( Segi Lima)
Relief Senjata Kujang di Batu Pentagon
Batu Gong
Bekas Telapak Kaki Harimau di Batu